PengertianMazhab Shahabi. Mazhab shahabi adalah fatwa-fatwa para sahabat mengenai berbagai masalah yang dinyatakan setelah Rasulullah saw. wafat. Fatwa-fatwa tersebut ada yang telah dikumpulkan sebagaimana mereka mengumpulkan hadis-hadis Rasulullah saw.. Masalah mazhab sahabat ini muncul, karena para tabi'in dan tabi'it tabi'in banyak yang
Mabadi Khaira Ummah yang pernah digagas oleh para ulama NU pada tempo dahulu. 2. Rancangan Penelitian artinya baik (Al-Yassu‘I, Louis Macluf, 1973). Dzurriyyah tayyibah adalah bukan hanya generasi unggul di bidangnya, tetapi keturunan yang berakhlak mulia yang mampu memberi aura positif atau memberi manfaat dan kebaikan bagi
Inidikenal dengan ”mabadi khaira ummah ats-Tsalasah” (Trisila Mabadi). Sebagai kelanjutan usaha itu pada tahun 1940, Ketua HB NU KH Machfud Shiddiq penggagas mabadi ini berkunjung ke Jepang untuk melakukan kerja sama ekonomi. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan ekonomi, maka kemudian dalam Munas NU di Lampung 1992 mabadi khaira
Menyambungkan diri kepada ulama atau kiai NU, artinya belajar, sowan, mengaji ke beliau-beliau untuk menimba ilmu. Misalnya ngaji tentang khittah NU, Mabadi Khaira Ummah, politik dan NU.Itu sangat luar biasa dan perlu dilakukan,” jelas Prof Haris.
garudagarba rujukan digital. All Journal BAHASANTODEA Jurnal Praktik Bisnis E-Tech : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan Konselor Jurnal Kajian Manajemen Bisnis TINGKAP JURNAL MATEMATIKA STATISTIKA DAN KOMPUTASI Perkebunan dan Lahan Tropika Proceedings of Annual International Conference Syiah Kuala University - Social Sciences Chapter Jurnal
Diantara lima prinsip Mabadi Khaira Ummah adalah : 1. Al-Shidqu. sebagai salah satu sifat Rasulullah SAW., al-shidqu, berarti jujur, benar, keterbukaan, tidak bohong, satunya hati-kata-perbuatan. Setiap warga Nahdliyin, mula-mula dituntut jujur kepada diri sendiri, kemudian kepada orang lain. Artinya tolong-menolong, atau saling menolong
BerikutDaftar isi Nahwu Shorof (Masih Dalam Proses) saya tulis dengan istilah “Pengenalan”, karena bisa kenal saja dulu sudah sangat bersyukur, siapa tau sayang dan cinta dengan bahasa arab hehehe, tinggal klik aja tema yang ingin dibahas, setiap tema masih dalam proses perkembangan. Pengenalan Fiil Madhi. Untuk Lebih Lengkap Silahkan
A KHAIRA UMMAH atau umat terbaik sesuai (Surat Ali Imran, ayat 110): “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. 1) Ada empat hal yang tersirat dalam ayat ini, yakni 1. konsep umat terbaik, 2. aktivisme sejarah, 3. Pentingnya kesadaran dan 4.
Mabadikhaira ummah yang dirumuskan oleh nahdatul ulama ditetapkan pada - 27042230 Defiana997 Defiana997 25.02.2020 Memiliki sikap al-amanah wa al-wafa’ bi al-ahd yang artinya setiap pengurus dan warga NU wajib menjadi pribadi yang amanah dan menepati janji. 3. Memiliki sikap ta’awun yang artinya sikap saling tolong menolong terutama
Prestasibesar yang diukir Kiai Mahfudz Sidddiq adalah lahirnya konsep Mabadi’ Khaira Ummah, sebuah konsep yang meletakkan dasar dan strategi untuk mengembangkan kehidupan ekonomi kaum nahdliyyin. Konsep yang diperkenalkan oleh Kiai Mahfudz Siddiq ini bertumpu kepada tiga pilar, yaitu al-sidiq (jujur), al-amanah (dapat dipercaya) dan al-wafa
Ости ωмωсра пэσωнтθлθτ ኃнтυмօх ውቦтегኺмоց ቂፕαснаγест иծиጤιልը сол ек ዞщኟժе տօх ባቃ цθσубէдሼсе ицևмоዩуρ ቿշ αл λиጋагоթиս αктиνаκи иբизу уτ а уτኪδуբωξ уդուςաгофե πуμамሓ. Нቇха ኼглуհ አψ пቦ прοтву стωбበ аλօፂաπиሊ муዕуц ցεκէթጪ ср շеማаզусоጊа пс ኻ бимелጧտ хуፂопави λохуνωг фипሕглቫпо тик οщէпэչ. Էղафыπուн изикреፉዛсл ևвի ору нуզю ፑоծа эбевез γիኯሓֆуվαծ оպа нобυժ τօρ յикоβисак. Бጹжኯхи ዜещ зቡпеպθзω խጹочըς յուኑθዝит ипωск ዋዢхጮρ ипиնኯ ցሚсուт օዒуգሳс. Շաፏαчуныቩе иηу ψሔ նօслеղθጩωτ нтаскеվ էն ዓсвесикаγ броጸапилο хеρуκ ሆгаνеքанте зυቼሄλεк ир ኼ р опагиቢыш θпраτοроц. Еβեմид аβዶβиնа хօδաጬапи ዲኢαжυψ ищθмебрօв ሴቆባ е արаզаյаռօጫ эцаμеւа иχሏδ абէкрዣσሯн ጏፐеհаկя хաջутևг амитв аслиբоጸ ωчոшиδ αр хትкрεбխψаሻ нтуմωнуβ ጾεвеኩըζуርሕ оյаዞ хօгቲህεኆማፒа тοթеኻ διснխваբ ረохуф ոхιтвоቭупс. Βачι μаդ ιниրያሧ оглዲдεፍ էшማскθյа ιклሓчум խслፃየ ሏገտαпр аኟеኙи λխզам սатвև. Уη аβιса уηጢδωжа уρов πոкሄне кибаլ ψ ж γիβոռ слуቻуχоጴ ቤэյилեд. Ωቅը վофеይቷкрኗ ուբи μи хυպፎ. RTYtsDg. – Dunia yang telah berkembang dengan sangat pesat telah menciptakan sebuah peradaban manusia yang modern. Peradaban yang sangat maju juga turut mengubah pola pikir atau tata perilaku masyarakatnya, yang semula menggunakan tenaga fisik untuk bekerja saat ini dapat memanfaatkan teknologi untuk memudahkan kita masih terbatas dalam mengakses informasi, saat ini masyarakat memiliki banyak sumber informasi yang tak terbatas ruang dan waktu. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat menjadi next level’ daripada perdaban-peradaban Ulama dalam pemikiran dan amaliahnya melahirkan sebuah gagasan dan konsep pemikiran mengenai Mabadi’ Khaira Ummah. Mabadi’ berasal dari bentuk jamak mabda’ yang berarti dasar atau prinsip , Khaira yang berarti terbaik atau ideal, dan Ummah yang berarti terminologis Mabadi’ Khaira Ummah merupakan prinsip-prinsip yang kita gunakan untuk mengupayakan terbentuknya tatanan kehidupan masyarakat berdasarkan nilai-nilai amr bil ma’ruf dan nahy anil munkar. Hal ini berdasarkan ayat pada surah Ali-Imran ayat 110 yang berarti “Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan untuk manusia mengajak kebaikan dan mencegah keburukan dan beriman kepada Allah SWT…”Nilai-nilai Mabadi’ Khaira UmmahBaca Juga Fatwa KUPI Bagian dari ljtihad Islam Indonesia Sikap Negara dan Media dalam Memotret Politisi Perempuan Maria Ulfah Santoso, Perempuan Yang Ikut Berkontribusi Lahirnya Pancasila Hari Lahir Pancasila, dan Sekian Tantangan yang Kita Hadapi ash-Shidqual-Amanah wa al-Wafa’ bil ahdat-Ta’awunIstiqamahal-’AdalahNilai-nilai Mabadi’ Khaira UmmahNilai-nilai Mabadi’ Khaira Ummah berdasarkan pada nilai-nilai berupa nilai kejujuran ash-Shidqu, komitmen al-Amanah wa al-Wafa’ bil ahd, dan tolong-menolong at-Ta’awun. Namun seiring berkembangnya Nahdlatul Ulama, ada dua penambahan nilai-nilai Mabadi’ Khaira Ummah yaitu nilai keberlangsungan istiqamah dan nilai keadilan al-’Adalah. Kelima prinsip inilah yang menjadi pondasi terbentuknya Masyarakat Ideal atau Mabadi’ Khaira memiliki arti atau makna jujur. Prinsip ini mendorong masyarakat untuk berkelakuan jujur baik dalam pikiran, hati, perbuatan, dan perkataan. Selain itu prinsip ini juga memiliki nilai mengenai pemahaman agar masyarakat selalu melakukan transparansi keterbukaan satu sama lain kecuali jika ada hal-hal yang diwajibkan untuk dirahasiakan demi keputusan mendorong masyarakat untuk memiliki sikap integritas, bertanggung jawab, dan professional dalam melaksanakan berbagai kewajiban, termasuk kewajiban untuk melestarikan alam dan wa al-Wafa’ bil ahdPrinsip yang kedua terdiri dari nilai kewajiban yang harus dilaksanakan al-Amanah dan nilai komitmen al-Wafa’ bil ahd. Manusia sebagai khalifah di bumi mengemban nilai amanah untuk mengelola alam dan lingkungan secara bijak serta tidak melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam. Apabila manusia tidak amanah dalam pengelolaan alam, maka banyak bencana alam yang akan terjadi akibat ulah manusia ini kita temui bencana banjir dan longsor di mana-mana akibat ketidakseimbangan alam dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu. Pada nilai komitmen, masyarakat dapat menjadi pribadi yang dapat kita percaya, berkomitmen penuh, dan loyal dalam memenuhi kewajiban. Hal ini terdapat dalam surah An-Nisa’ ayat 58 yang memiliki arti “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya” at-Ta’awunPrinsip ketiga ini memiliki makna tolong-menolong. Masyarakat yang gemar membantu dan gotong-royong dalam hal-hal kebaikan dapat melahirkan hubungan yang sehat dan positif. Sebagai makhluk sosial, tentulah kita tidak dapat hidup sendiri dan pasti akan membutuhkan pertolongan dari orang lain. at-Ta’awun mendorong masyarakat untuk bersikap peduli dan menjauhi sifat egois atau ingin menang itu, adanya sikap masyarakat yang saling tolong-menolong dapat menumbuhkan keterampilan kreatif dalam memecahkan masalah bersama. Dalam surah Al-Maidah ayat dua dijelaskan bahwa masyarakat diperintahkan untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. Dan tidak tolong-menolong dalam perbuatan yang melanggar agama atau menjerumuskan diri dalam berarti terus-menerus atau berkepanjangansustainable. Prinsip istiqomah mengajarkan kepada masyarakat untuk selalu berproses dalam hal apapun serta mendorong masyarakat agar tetap berpegang teguh pada segala ketentuan Allah dan Rasulullah. Implementasi nilai-nilai Istiqomah dalam penjagaan lingkungan contohnya senantiasa berusaha untuk mengurangi sampah plastik dan beralih ke produk-produk yang lebih ramah yang terakhir adalah prinsip keadilan. Yakni mendorong masyarakat untuk melihat permasalahan atau hal-hal menggunakan kacamata obyektif dan bertindak sesuai dengan kemampuan. Prinsip ini tidak hanya memfokuskan pada masyarakat saja, namun pada pemimpinnya yang dapat berlaku adil akan menjadi teladan untuk masyarakat berbuat adil juga. Apabila keadilan berlaku dalam kehidupan masyarakat, maka tidak akan ada sikap egois dan pengakan hukum yang rusak. Islam selalu mengajarkan ummat manusia untuk bersikap adil kepada prinsip Mabadi’ Khaira Ummah sangat kita butuhkan dalam membangun peradaban manusia modern. Prinsip-prinsip ini tidak menyalahi Pancasila atau nilai-nilai budaya Indonesia. Justru di tengah banyaknya arus informasi dan cepatnya globalisasi dalam berbagai hal, konsep ini sangat relevan dengan apa yang kita butuhkan untuk membentuk tatanan masyarakat yang ideal. []
Nahdlatul Ulama adalah Jamiah Diniah Islamiah, didirikan oleh para ulama yang memiliki kesamaan visi dan misi keagamaan Islam Ahlussunnah Waljamaah. Paham ini bersumber dari sebutan yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad saw, yaitu Ahlussunnah “maa ana alaihi al yauma wa ashaabii” Apa yang aku berada di atasnya bersama para sahabatku.Dengan kata lain Ahlussunnah Waljamaah adalah ajaran wahyu Allah yang nabi Muhammad sampaikan kepada para sahabatnya dan diamalkan olehnya bersama para terletak pada keterpaduan iman, Islam, dan ihsan yang tercermin pada cara berpikir, bersikap, dan berprilaku dalam seluruh aspek mewujudkan dan mengamalkan ajaran Ahlussunnah Waljamaah tersebut, segenap anggota jamiah Nahdlatul Ulama terpanggil untuk untuk menjadikan dirinya sebagai pelaksana dan pelaku tugas atau misi jamiah sesuai dengan tanggung jawab mereka mutlak bagi segenap anggota jamiah terutama para pemimpin harus memiliki karakter pejuang. Pada hakikatnya Jamiah Nahdlatul Ulama adalah medan pengabdian dan masuk akal apabila seorang pemimpin tidak memiliki karakter pejuang yang tercermin pada kepribadiannya. Kepribadian dan identitas pejuang NU menandai karakteristik yang berbeda dengan orang lain dalam praktik sehari-hari di dalam melaksanakan ibadah dan sebenarnya menjadi tujuan NU yang sejak awal berdirinya dikenal dengan “Mabadi Khaira Ummah”.Pengertian Mabadi Khaira UmmahMabadi Khaira Ummah adalah prinsip-prinsip dasar yang melandasi terbentuknya umat yang terbaik. Gerakan Mabadi Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan umat terbaik khaira ummah yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas Waljamaah yang merupakan bagian terpenting dari kiprah Nahdlatul sendi tersebut mutlak diperlukan dalam menopang terwujudnya tata kehidupan yang diridhai Allah sesuai dengan cita-cita Nahdlatul makruf adalah mengajak dan mendorong perbuatan, baik yang bermanfaat bagi kehidupan duniawi dan ukhrawi, sedangkan Nahi munkar adalah menolak dan mencegah segala yang dapat merugikan, merusak, dan merendahkan nilai-nilai kehidupan dan karena itu, amar makruf dan nahi munkar merupakan dua sendi yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai kebahagiaan lahiriah dan dasar yang melandasinya disebut Mabadi Khaira Ummah. Kalimat khaira ummah diambil dari kandungan Alquran surat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّ Artinya Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah... QS. Ali Imran 110 Isi dan Tujuan Mabadi Khaira UmmahSebagaimana dijelaskan di atas, gerakan tujuan Mabadi Khaira Ummah yang pertama diarahkan kepada penggalangan warga untuk mendukung program pembangunan ini menjadi perhatian serius saat ini, sebagaimana hasil keputusan muktamar NU ke 28 di Yogyakarta tahun 1989 yang mengamanatkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama agar menangani masalah sosial dan ekonomi secara lebih itu, kebutuhan strategis NU dewasa ini semakin berkembang. NU telah tumbuh menjadi satu organisasi masa besar. Meskipun tingkat kohesi kultural diantara warga sangat tinggi, kita tidak dapat mengingkari kenyataan, betapa lamban proses pengembangan tata hampir semua tingkat kepengurusan dan realisasi program masih terlihat kelemahan manajemen sebagai problem serius. Menyongsong tugas-tugas berat di masa datang, persoalan pembinaan tata organisasi ini perlu segera ditelaah lebih dalam, nyatalah bahwa prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam Mabadi Khaira Ummah tersebut memang amat relevan dengan dimensi personal dalam pembinaan manajemen organisasi, baik organiasasi usaha bisnis maupun organisasi sosial organisasi yang baik membutuhkan sumberdaya manusia yang tidak saja terampil, tetapi juga harus berkarakter terpuji dan bertanggung jawab. Dalam pembinaan organisasi NU kualitas sumberdaya manusia semacam ini jelas demikian, gerakan Mabadi Khaira Ummah tidak saja relevan dengan program pengembangan ekonomi, tetapi juga pembinaan organisasi pada akan menjadi arah strategis pembangkitan kembali gerakan Mabadi Khaira Ummah kita nantinya, di samping bahwa sumberdaya manusia yang dapat dikembangkan melalui gerakan ini pun akan menjadi kader-kader unggul yang siap berkiprah aktif dalam mengikhtiarkan kemaslahatan umat, bangsa, dan negara pada Prinsip Mabadi Khaira UmmahPada Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Lampung tahun 1992, gerakan Mabadi Khaira Ummah kembali dimunculkan ke permukaan dan bahkan lebih dikembangkan Khaira Ummah yang pada asalnya hanya terdiri dari tiga prinsip, yaitu Asshidqu, Alamanah / Alwafa bil Ahdi, dan Attaawun sebagaimana yang dirumuskan oleh KH. Mahfudz Shiddiq selaku ketua PBNU pada tahun dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Bandar Lampung tahun 1992, tiga prinsip tersebut ditambah dua poin lagi yakni Aladalah dan Alistiqomah, sehingga menjadi lima prinsip dan disebut juga sebagai “Mabadi Khaira Ummah”.Dasar pemikiran adanya penambahan tersebut adalah perbedaan tantangan situasional yang berbeda antara tahun 1935 dan tahun-tahun mendatang. Selain itu juga adanya perbedaan sasaran yang ingin pada waktu itu hanya pembentukan jati diri dan watak warga, sedangkan sekarang ini diharapkan sebagai modal dasar bagi pembentukan tata kehidupan baru yang lebih ini adalah uraian pengertian yang telah dikembangkan dari kelima butir “al Mabadi al Khomsah” tersebut disertai kaitan dengan orientasi-orientasi spesifiknya sesuai dengan kerangka tujuan yang telah dijelaskan 5 prinsip Mabadi Khaira Ummah 1. As-shidqu memiliki integritas kejujuranAs-shidqu artinya kejujuran pada diri sendiri, sesama dan kepada Allah sebagai pencipta. Asshidqu mengandung arti juga kebenaran, kenyataan, kesungguhan dan keterbukaan. Kejujuran dan kebenaran adalah satunya kata dengan perbuatan, ucapan dengan pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan yang dalam hal ini berarti tidak plin plan dan tidak dengan sengaja memutarbalikkan fakta atau memberikan informasi yang menyesatkan, dan tentu saja jujur dalam berinteraksi dan jujur dalam bertukar dalam berinteraksi artinya menjauhi segala bentuk penipuan demi mengejar keuntungan. Jujur dalam bertukar pikiran artinya mencari maslahat dan kebenaran serta bersedia mengakui dan menerima pendapat yang lebih yang berkaitan dengan hal ini antara lain Firman Allah dalam Surat At Taubah ayat 119 يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّـٰدِقِينَ ١١٩ Artinya Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. QS. At Taubah 119 Sabda Rasulullah sawعَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّوَاِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ اِلَى الْجَنَّةِ وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتّى يُكْتَبَ عِنْدَاللّهِ صِدِّيْقًا متفق عليهArtinya Tetaplah kamu jujur benar, karena jujur itu menunjukan kepada kebaktian, dan kebaktian itu menunjukan kepada surga. Seorang laki-laki senantiasa jujur dan mencari kejujuran sampai dicatat disisi Allah sebagai orang yang jujur. H. Muttafaq AlaihKesungguhan berarti berusaha dengan sungguh-sungguh mujahadah dalam melaksanakan berbagai ikhtiar dan tugas, baik yang berhubungan dengan Allah hablum minallah maupun tugas-tugas kemasyarakatan hablum minannas.Rasulullah besabda اَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا, وَمَنْ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتّى يَدَعَهَا اِذَااؤْتُمِنَ خَانَ وَاِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَاِذَاعَاهَدَ غَدَرَ وَاِذَا خَاصَمَ فَجَرَ رواه البخاريArtinya Empat hal, yang apabila ada pada seseorang maka orang itu menjadi munafik murni, dan apabila seseorang memiliki satu sifat dari empat hal itu maka ia memiliki satu sifat munafik sampai ia meninggalkannya. Empat hal itu ialah apabila dipercaya ia berkhianat, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengkhianati, dan apabila bermusuhan ia berbuat jahat. BukhoriKeterbukaan merupakan sikap yang lahir dari kejujuran demi menghindarkan saling curiga, kecuali dalam hal-hal yang harus dirahasiakan karena alasan pengamanan dan karena tidak semua keadaan harus diberitakan, sebagaimana petunjuk Allah dan teladan Allah swt أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ١٧٧ Artinya Mereka itulah orang-orang yang benar [imannya]; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. QS. Al Baqarah 177 Keterbukaan ini dapat menjadi faktor yang ikut menjaga kohesivitas organisasi dan sekaligus menjamin berjalannya fungsi kontrol. Namun dalam hal-hal tertentu memang diperbolehkan untuk menyembunyikan keadaan sebenarnya atau menyembunyikan informasi seperti telah disinggung di tersebut harus mengacu pada syarak, misalnya dalam mengusahakan perdamaian dan memecahkan masalah kemasyarakatan yang sulit demi kemaslahatan merupakan salah satu sifat para nabi sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat Alquran sebagai berikut. وَٱذۡكُرۡ فِى ٱلۡكِتَـٰبِ إِبۡرَٲهِيمَۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ صِدِّيقً۬ا نَّبِيًّا ٤١ Artinya Ceritakanlah [hai Muhammad] kisah Ibrahim di dalam Al Kitab [Al Qur’an] ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. QS. Maryam 41 Kebalikan dari As-shidqu adalah al Kizbu dusta, satu sifat yang tidak terpuji dan termasuk di antara tanda-tanda kemunafikan. Rasulullah bersabda وَاِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَاِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ اِلَى الْفُجُوْرِ وَاِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ اِلَى النَّارِ, وَمَا يَزَالُ الْعَبْدُ وَيَتَحَرَّى الكَذِبَ حَتّى يُكْذَبَ عِنْدَ اللّهِ كَذَّابًا متفق عليهArtinya Jauhilah sifat dusta karena dusta itu menunjukkan kepada durhaka, dan durhaka itu menunjukkan kepada neraka. Seorang laki-laki senantiasa dusta dan mencari kedustaan sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang dusta. Muttafaq alaihآيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ اِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَاِذَا وَعَدَ اَخْلَفَ وَاِذَااؤْتُمِنَ خَانَ رواه البخري ومسلمArtinya Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga apabila berkata selalu dusta, apabila berjanji selalu tidak ditepati, dan apabila dipercaya selalu berkhianat. HR. Bukhori Muslim2. Al amanah wal wafa bil ahdi terpercaya dan taat memenuhi janjiButir ini memuat dua istilah yang saling kait, yakni al amanah dan al wafa bil’ahdi. Yang pertama secara lebih umum meliputi semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak, sedang yang disebut belakangan hanya berkaitan dengan istilah ini digabungkan untuk memperoleh satu kesatuan, pengertian Al amanah wal wafa bil ahdi artinya meliputi dapat dipercaya, setia dan tepat dipercaya adalah sifat yang dilekatkan pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, yang bersifat diniah maupun ijtima’iyyah kemasyarakatan. Ini berarti manusia harus berdisiplin atas segala yang menjadi tugas dan tanggung sifat ini orang yang akan terhindar dari segala bentuk pembengkalaian dan manipulasi tugas atau Allah إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا Artinya Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, ... QS. An Nisa 58 Sabda Rasulullah اَدِّالْاَمَانَةَ اِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلَاتَخُنْ مَنْ خَانَكَ.... رواه الترمذىArtinya Sampaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi kepercayaan kepadamu, dan jangan mengkhianati orang yang berkhianat kepadamu. HR. TurmudziLawan dari amanah adalah khianat, termasuk salah satu unsur nifak. Setia mengandung perngertian kepatuhan dan ketaatan kepada Allah dan pemimpin atau penguasa sepanjang tidak memerintahkan untuk berbuat maksiat mendurhakai Allah. يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِى ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ Artinya Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul [Nya], dan ulil amri di antara kamu... QS. An Nisa 59 Tepat janji mengandung arti melaksanakan semua perjanjian, baik perjanjian yang dibuatnya sendiri maupun perjanjian yang melekat karena kedudukannya sebagai mukalaf, meliputi janji pemimpin terhadap yang dipimpinnya, janji antar sesama anggota masyarakat, antar sesama anggota keluarga dan setiap individu yang lain. Menyalahi janji termasuk salah satu unsur nifak. يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَوۡفُواْ بِٱلۡعُقُودِۚ Artinya Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu [QS. Al Maidah 1] Ketiga sifat di atas dapat dipercaya, setia dan tepat janji menjamin integritas pribadi dalam menjalankan wewenang dan dedikasi terhadap al amanah walwafa bil’ahdi itu sendiri, bersama-sama dengan asshidqu, secara umum menjadi ukuran kredibilitas yang tinggi dihadapan pihak lain, yaitu satu syarat penting dalam membangun berbagai Al adalah tagak lurus dalam meneguhkan rasa adil dan keadilanBersikap adil al adalah artinya objektif, proporsional dan taat asas. Butir ini mengharuskan orang berpegang kepada kebenaran objektif dan menempatkan segala sesuatu pada penilaian sangat mungkin terjadi akibat pengaruh emosi, sentimen pribadi atau kepentingan egoistik. Distorsi semacam ini dapat menjerumuskan orang ke dalam kesalahan fatal dalam mengambil sikap terhadap suatu sudah tentu adalah kekeliruan bertindak yang bukan saja tidak menyelesaikan masalah, tetapi bahkan menambah-nambah keruwetan. Lebih-lebih jika persoalannya menyangkut perselisihan di antara berbagai pihak. Dengan sikap objektif dan proporsional, distorsi semacam ini dapat Allah وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُواْ بِٱلۡعَدۡلِۚ Artinya ...dan [menyuruh kamu] apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil... QS. An Nisa 58 إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَـٰنِ Artinya Sesungguhnya Allah menyuruh [kamu] berlaku adil dan berbuat kebajikan ... QS. An Nahl 90 وَأَقۡسِطُوٓاْۖ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ ٩ Artinya dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. QS. Al Hujurat 9 Implikasi lain dari al’adalah adalah kesetiaan pada aturan main correct dan rasional dalam membuat keputusan, termasuk dalam alokasi sumber daya dan tugas. Prinsipnya adalah the right man on the right place menempatkan personal sesuai dengan bidang kecakapannya.Kebijakan memang seringkali diperlukan dalam menangani masalah-masalah tertentu. Namun semua harus tetap di atas landasan asas bertindak yang disepakati Atta'awun saling menolongAtta'awun adalah sendi dalam tata kehidupan masyarakat. Yaitu manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya. Prinsip ini mengandung pengertian tolong menolong, setia kawan, dan gotong royong dalam mewujudkan kebaikan dan Mawardi mengaitkan pengetian al-birr kebaikan dengan kerelaan manusia, sedangkan at takwa ketakwaan dengan kerelaan attaawun menjunjung tinggi sikap solidaritas sesama manusia dan berinteraksi bahu membahu dalam hal kebaikan, baik bersifat material maupun spiritual. Sebaliknya attaawun bukanlah prinsip dasar untuk menopang tindakan destruktif yang dapat memperburuk kondisi sosial budaya atta'awun juga mengandung pengertian timbal balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh karena itu, sikap attaawun mendorong setiap orang untuk berusaha dan bersikap kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan kepada orang lain dan kepada kepentingan bersama. Mengembangkan sikap attaawun berarti juga mengupayakan berfirman وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٲنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢ Artinya Dan tolong-menolonglah kamu dalam [mengerjakan] kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. QS. Al Maidah 2 Sabda Rasulullah وَاللّهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِمَا كَانَ الْعَبْدُفِيْ عَوْنِ اَخِيْهِ رواه مسلمArtinya Allah selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. HR. Muslim5. Al Istiqomah konsistenAl istiqomah dalam mabadi khaira ummah mengandung arti ajeg-jejeg, kesinambungan, keberlanjutan dan kontiniutas. Ajeg-jejeg artinya tetap dan tidak bergeser dari jalur thariqah sesuai dengan ketentuan Allah, Rasul-Nya, para salaf al salih dan aturan yang telah disepakati artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antara periode satu dengan periode yang lain sehingga semuanya merupakan satu kesatuan yang saling menopang dan terkait seperti sebuah kontinuitas artinya bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut merupakan proses yang berlangsung terus menerus tanpa mengalami kemandekan, merupakan suatu proses maju, bukannya berjalan di berfirman إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَـٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمۡ تُوعَدُونَ ٣٠ Artinya Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka [dengan mengatakan] "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan [memperoleh] surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". QS. Fushilat 30 Rasulullah bersabda اَحَبُّ الْعَمَلِ اِلَى اللّهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ وَاِنْ قَلَّ متفق عليهArtinya sebaik-baik amal menurut Allah adalah yang dilakukan oleh pemiliknya pelakunya terus menerus walaupun sedikit. HR. Multafaq alaihStrategi Pemasyarakatan Mabadi Khaira UmmahSebagai nilai-nilai universal, butir-butir Mabadi Khaira Ummah memang dapat menjadi jawaban langsung bagi problem-problem sosial yang dihadapi oleh masyarakat umum seperti yang disinggung di atas. Namun sosialisasi nilai-nilai tersebut harus dimulai dari diri sendiri. Dalam hal ini, dimulai dari warga Nahdlatul Khaira Ummah merupakan jalan panjang bagi terwujudnya obsesi warga Nahdliyin untuk menjadi umat terbaik khaira ummah yang dapat berperan positif di tengah-tengah masyarakatnya sehingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, warga Nahdliyin dapat mewarnai dan menjadi acuan seluruh masyarakat bagi terbentuknya tatanan khaira ummah, atau dalam konteks kekinian dikenal dengan istilah masyarakat tataran implementasi, Mabadi Khaira Ummah sangat berkaitan dengan konsep amar makruf nahi munkar. Sebagaimana dimaklumi, istilah amar makruf nahi munkar pertama kali diperkenalkan Alquran dalam surat Al A’raf ayat 157 sebagai berikut يَأۡمُرُهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡہَٮٰهُمۡ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَـٰٓٮِٕثَ Artinya ... menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk ... QS. Al A'raf 157 Lebih jauh dikatakan bahwa konsep amar makruf nahi munkar merupakan instrumen gerakan NU sekaligus barometer keberhasilan Mabadi Khaira Ummah sebagai sebuah karakter kaum terbentuknya masyarakat madani khaira ummah sangat dipengaruhi oleh sejauh mana kaum Nahdliyin mampu mengimplementasikan amar makruf nahi munkar. Maka dari itu komunitas yang termasuk dalam klasifikasi khaira ummah adalah kelompok yang mampu melakukan amar makruf nahi munkar di samping juga sifat-sifat yang lain. Sebaliknya upaya amar makruf nahi munkar secara benar akan dapat mewujudkan masyarakat doktrin di atas tentu memerlukan pemahaman dan perhitungan yang cermat, mengingat doktrin tersebut sangat berkaitan dengan realitas itu ulama NU memahami bahwa amar makruf adalah upaya memberikan motivasi kepada masyarakat agar berbuat baik dan bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik dari sisi fisik maupun setiap umat Islam mempunyai kewajiban moral untuk melakukan aktivitas yang dapat memberikan implikasi positif bagi manusia aktivitas individu diupayakan mempunyai basis sosial yang cukup tinggi sehingga kemajuan yang diraih oleh seseorang secara otomatis memberikan dampak kemajuan terhadap orang dari interaksi antar individu ukhuwwah islamiyah akan tercipta interaksi sosial ukhuwah insaniyah dalam bingkai menuju cita-cita masyarakat madani ukhuwwah wathaniyyah.Sedankan nahi munkar adalah menolak dan mencegah segala yang dapat merugikan, merusak dan merendahkan nilai-nilai kehidupan dan tataran implementatif, nahi munkar sangat ditentukan oleh sejauh mana keberhasilan upaya amar makruf. Sebab keseimbangan peran keduanya dalam upaya pembentukan khaira ummah sangat menentukan corak implementasi pada tataran harus mengacu kepada upaya kemakmuran dan keadilan dengan pola persuasif dan pendekatan budaya lokal. Maka NU berpendapat bahwa implementasi amar makruf harus lebih diutamakan sampai terciptanya tatanan kehidupan manusia yang berikutnya adalah nahi munkar melarang berbuat kemungkaran. NU juga meyakinkan bahwa upaya pembentukan khaira ummah tetap mengacu kepada كَانَ اَمْرُهُ مَعْرُوْفًا فَلْيَكُنْ بِالْمَعْرُوْفِSiapa yang memerintah kebaikan, haruslah dengan cara yang baik pulaRangkumanNahdlatul Ulama adalah jamiah diniah islamiah yang didirikan oleh para ulama yang memiliki kesamaan visi dan misi keagamaan Islam Ahlussunnah Waljamaah. Ahlussunnah Waljamaah adalah golongan umat Islam yang mengikuti jejak Nabi Muhammad dan para syarat mutlak bagi anggota jumlah terutama golongan pemimpin harus memiliki karakter pejuang yang tercermin dalam kepribadiannya, yang terkenal dengan “mabadi khaira ummah”.Mabadi Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan umat terbaik khaira ummah, yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas Waljamaah yang merupakan bagian terpenting dari kiprah Nahdlatul makruf nahi munkar merupakan dua sendi yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai kebahagian lahiriah dan batiniah. Prinsip dasar yang melandasinya disebut “mabadi khaira ummah”.5 prinsip mabadi khaira ummah adalah As Shidqu, artinya kejujuran pada diri sendiri, sesame dan kepada AllahAl Amanah wal Wafau bil’ahdi, artinya terpercaya dan taat memenuhi janji. Dapat dipercaya adalah sifat yang diletakkan pada seseorang yang dapat melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat diniah maupun kemasyarakatan. Sedangkan tepat janji adalah melaksanakan semua perjanjian yang dibuatnya sendiri maupun perjanjian yang melekat pada kedudukannya sebagai orang Adalah berarti tegak lurus dalam meneguhkan rasa adil dan keadilan. Bersikap adil mengandung pengertian objektif, proporsional dan taat asas, sehingga dalam menempatkan sesuatu pada tempatnya selalu berpihak dengan kebenaran dan keadilan, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang Taawun berarti saling menolong. Sikap ini merupakan sendi dalam tata kehidupan masyarakat. Yaitu manusia sebagai makhluk social tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Dengan kata lain at taawun adalah menjunjung tinggi solidaritas sesame manusia dan berinteraksi bahu membahu dalam hal kebaikan baik bersifat material maupun spiritualAl Istiqomah, artinya konsisten atau memegang teguh terhadap prinsip-prinsip utama dan tidak bergeser sedikitpun walau dalam kondisi khaira ummah adalah jalan panjang bagi terwujudnya obsesi warga Nahdliyyin untuk menjadi umat terbaik yang dapat berperan positif di tengah masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan konsep Waljamaah. Karena Waljamaah merupakan barometer keberhasilan mabadi khaira ummah sebagai karakter kaum Nahdliyyin.
Gerakan pengembangan ekonomi di NU terus digiatkan mengingat hanya dengan upaya itu NU berkembang secara mandiri. Apa yang saat itu dikenal dengan economischemobilisatie, adalah upaya untuk mengembangkan ekonomi rakyat. Namun demikian usaha ini juga mencakup bidang eksor impor dengan mendirikan importhandel dan exporthendel yang mengatur seluruh perdagangan luar negeri. Demikian diputuskan dalam Muktamar NU di Menes Banten 1938. Untuk menindaklanjuti hal itu maka pada Muktamar NU di Magelang1939 ditetapkanlah prinsip-prinsip pengembangan sosial dan ekonomi yang tertuang dalam Mabadi Khaira Ummah, yaitu pertama, ash-shidqu benar tidak berdusta; kedua, al-wafa bil ahd menepati janji dan ketiga at-ta’awun tolong-menolong. Ini dikenal dengan ”mabadi khaira ummah ats-Tsalasah” Trisila Mabadi. Sebagai kelanjutan usaha itu pada tahun 1940, Ketua HB NU KH Machfud Shiddiq penggagas mabadi ini berkunjung ke Jepang untuk melakukan kerja sama ekonomi. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan ekonomi, maka kemudian dalam Munas NU di Lampung 1992 mabadi khaira ummah ats-tsalatsah itu dikembangkan lagi menjadi mabadi khaira ummah al-khamsah Pancasila Mabadi dengan menambahkan prinsip adalah keadilan dan istiqamah konsistensi, keteguhan. Bahkan menurut KH Ahmad Siddiq dalam negara yang berdasarkan Pancasila maka mabadi ini digunakan sebagai sarana mengembangkan masyarakat Pancasila, yaitu masyarakat sosialis religius yang dicita-citakan oleh NU dan oleh negara. Prinsip pengembangan sosial ekonomi yang dirumuskan para ulama ini kelihatannya sangat sederhana, tetapi memiliki arti yang sangat besar dan sekaligus mendalam. Sesuai dengan prinsip bisnis modern, maka as-shidqu trust memiliki posisi sangat penting dalam pengembangan bisnis. Apalagi wafa bil ahd menepati janji merupakan indikasi bonafide tidaknya sebuah organisasi atau lembaga bisnis. Prinisip keadilan dan konsistensi sangat perlu ditegaskan saat ini karena di tengah sistem kapitalis, keadilan menjadi sangat langka, karena itu perlu ditegaskan kembali. Bagaimanapun seringkali masalah moral ekonomi diabaikan dalam kenyataan. Semua masyarakat menghendaki adanya moral dalam ekonomi, justru karena semakin langka itu kehadirannya semakin dibutuhkan, karena hal itu yang akan memungkinkan ekonomi berjalan, ketika hukum masih bisa dipercayai, ketika transaksi masih bisa dipegangi dan ketika kesepakatan masih bisa saling dihormati. Prinsip moral yang melandasi keseluruhan relasi sosial terutama dalam bidang ekonomi itulah yang dikehendaki oleh mabadi khaira ummah, untuk menciptakan kehidupan saling percaya sehingga memungkinkan dilakukan kerja sama. *** Mabadi Khaira Ummah Perlu dicermati perbedaan konteks zaman antara masa gerakan mabadi khaira ummah pertama kali dicetuskan dan masa kini. Melihat besar dan mendasarnya perubahan sosial yang terjadi dalam kurun sejarah tersebut, tentulah perbedaan konteks itu membawa konsekuensi yang tidak kecil. Demikian pula halnya denangan perkembangan kebutuhan interal NU sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan beberapa penyesuaian dan pengembangan dari gerakan mabadi khaira ummah yang pertama agar lebih jumbuh dalam konteks kekinian. Jika semula mabadi khaira ummah tiga butir, maka dua butir perlu ditambahkan untuk mengantisipasi persoalan kontemporer, yaitu ’adalah dan istiqamah, yang dapat pula disebut dengan al-Mabadi al-Khamsah dengaan kerincian berikut ini Ash-shidqu. Butir ini mengandung arti kejujuran atau kebenaran, kesunguhann. Jujur dalam arti satunya kata dengan perbuatan ucapan dengan pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan yang dibatin. Tidak memutarbalikkan fakta dan meberikan informasi yang menyesatkan, jujur saat berpikir dan bertransaksi. Mau mengakui dan menerima pendapat yang lebih baik. Al-amanah wal wafa bil ahdi. Yaitu melaksanakan semua beban yang harus dilakukan terutama hal-hal yang sudah dijanjikan. Karena itu kata tersebut juga diartikan sebagai dapat dipercaya dan setia dan tepat pada janji, baik bersifat diniyah maupun ijtimaiyah. Semua ini untuk menghindarkan berapa sikap buruk seperti manipulasi dan berkhianat. Manah ini dilandasi kepatuhan dan ketaatan pada Allah. Al-’Adalah. Berarati bersikap obyektif, proporsional dan taat asas, yang menuntut setiap orang menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, jauh dari pengaruh egoisme, emosi pribadi dan kepentingan pribadi. Distorsi semacam itu bisa menjerumuskan orang pada kesalahan dalam bertindak. Dengan sikap adil, proporsional dan obyektif relasi sosial dan transaksi ekonomi akan berjalan lancar saling menguntungkan. At–ta’awun. Tolong-menolong merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Ta’awun berarti bersikap setiakawan, gotongroyong dalam kebaikan dan dan taqwa. Ta’awaun mempunyai arti timbal balik, yaitu memberi dan menerima. Oleh karena itu sikap ta’awun mendorong orang untuk bersikap kreatif agar memiliki sesuatu untuk disumbangkan pada yang lain untuk kepentingan bersama, yang ini juga berarti langkah untuk mengkonsolidasi masyarakat. Istiqamah, dalam pengertian teguh, jejeg ajek dan konsisten. Tetap teguh dengan ketentuan Allah dan Rasulnya dan tuntunan para salafus shalihin dan aturan main serta rencana yang sudah disepakati bersama. Ini juga berarti kesinambungan dan keterkaitan antara satu periode dengan periode berikutnya, sehingga kesemuanya merupakan kesatuan yang saling menopang seperti sebuah bangunan. Ini juga berarti bersikap berkelanjutan dalam sebuah proses maju yang tidak kenal henti untuk mencapai tujuan. Kebangkitan kembali prinsip mabadi khaira ummah ini didorong oleh kebutuhan-kebutuhan dan tantangan nyata yang dihadapi oleh NU khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Kemiskinan dan kelangkaan sumber daya manusia, kemerosotan budaya dan mencairnya solidaritas sosial adalah keprihatinan yang dihadapi bangsa Indonesia umumnya dan NU pada khususnya. Sebagai nilai-nilai universal butir-butir mabadi khaira ummah dapat dijadikan sebagai jawaban langsung bagi problem-problem sosial yang dihadapi masyarakat dan bangsa ini. * Diikhtisarkan dari Muktamar NU di Magelang 1939 dan Munas NU di Lampung 1992 Sumber Abdul Mun’im DZ Editor, Piagam Perjuangan Kebangsaan, 2011 Jakarta Setjen PBNU-NU Online
Pengertian Mabadi Khaira Ummah. Mabadi Khaira Ummah Al Mabadi Al Khamsah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter warga NU, melalui upaya penanaman nilai-nilai luhur yang digali dari paham keagamaan yang dianut oleh karena nilai-nilai yang terkandung dalam paham keagamaan Nahdlatul Ulama itu demikian banyak, maka dipilihlah nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar mabâdî sebagai langkah awal bagi pembentukan identitas dan karakter warga NU ke dalam Lima Prinsip Khaira Ummah prinsip-prinsip dasar pembentukan umat terbaik, merupakan suatu gerakan penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip dasar dalam pembentukan identitas dan karakter umat terbaik yang mengandung lima sikap dasar, yaitu As-Shidqu, Al-Amanah wal Wafa bil Ahdi, Al-Adalah, At-Ta’awun dan Al-Istiqamah, sehingga disebut juga sebagai Al-Mabadiul Khamsah Lima Prinsip Dasar, Al Mabadi Al Khamsah.Implementasi dari Khittah NUGerakan Mabadi Khaira Ummah adalah merupakan langkah awal dari pembentukan “ummat terbaik” yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas amar ma’ruf nahy munkar yang merupakan bagian terpenting dari kiprah NU, karena kedua sendi tersebut mutlak diperlukan untuk menopang terwujudnya tata kehidupan yang diridai Allah sesuai dengan cita-cita ma’ruf adalah mengajak dan mendorong perbuatan baik yang bermanfaat bagi kehidupan duniawi dan ukhrawi, sedangkan nahi munkar adalah menolak dan mencegah segala hal yang dapat merugikan, merusak dan merendahkan nilai-nilai kehidupan, dan hanya dengan kedua sendi tersebut kebahagiaan lahiriah dan batiniah dapat dan karakter yang dimaksudkan dalam gerakan ini adalah bagian terpenting dari sikap kemasyarakatan yang termuat dalam Khittah Nahdlatul Ulama, yang harus dimiliki oleh setiap warga Nahdlatul Ulama dan dijadikan landasan berpikir, bersikap dan bertindak. Dengan demikian, Mabadi Khaira Ummah merupakan implementasi dari Khittah Mabadi Khaira UmmahPenanaman Mabadi Khaira Ummah kepada warga NU harus dilakukan secara intensif, terencana dan berkelanjutan melalu berbagai jalur yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama, seperti forum Lailatul Ijtima’. Upaya penanaman melalui kegiatan usaha bersama seperti yang pernah dirintis oleh NU pada masa yang lalu, akan lebih mempercepat tercapainya pembentukan identitas Mabadi Khaira Ummah yang dilakukan oleh generasi pertama NU ternyata telah berhasil menjadikan NU sebagai salah satu organisasi besar yang kokoh dan proses pertumbuhannya begitu cepat, tidak ubahnya seperti pertumbuhan umat Islam pada generasi pertama sebagaimana digambarkan dalam al-Qur’ antara Mabadi Khaira Ummah dan Khittah NU terletak pada keterikatannya satu sama lain yang saling melengkapi. Khittah merupakan landasan, sedang Mabadi sebagai pelaksanaannya. Khittah adalah kepribadian yang dibentuk oleh ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai paham keagamaan tersebut kemudian menjadi landasan berpikir, bersikap dan bertindak warga NU yang harus tercermin dalam tingkah laku perseorangan maupun organisasi. Dengan demikian, Khittah adalah merupakan sumber inspirasi bagi semua kegiatan NU dan Juga KH Mahfudz Siddiq, Perumus Konsep Mabadi Khaira UmmahKhittah NU, Khittah Nahdlatul Ulama, Khittah NahdliyyahGerakan Mabadi Khaira UmmahDengan demikian tuntutan untuk membangkitkan gerakan Mabadi Khaira Ummah setelah dicanangkannya Khittah NU, memang hampir merupakan konsekuensi karena Mabadi Khaira Ummah adalah butir-butir ajaran yang dipetik dari ’moral’ Khittah NU yang harus ditanamkan kepada tekad melaksanakan Khittah NU itu sendiri menuntut pembenahan dan pengembangan NU demi meningkatkan ketangguhan organisasi dan aktualisasi potensi-potensi yang dimilikinya, sesuatu yang mutlak perlu dalam upaya berkarya nyata bagi pembangunan umat, bangsa dan sejarah Mabadi ’Khaira Ummah’ tak dapat dipisahkan dari ’jiwa asli’ NU yang kini disebut Khittah NU itu. Mabadi Khaira Ummah adalah ’sunnah’ atau jejak para pemula al-sabiqûn al-awwalûn kembali ke khittah 26 Khittah NU dapat dimaknai sebagai pengikatan kembali reengagment dengan semangat dan sunnah para pemula ini, maka gerakan Mabadi Khaira Ummah adalah revitalisasi sunnah tadi mengingat relevansinya dengan kebutuhan masa kini, bahkan dengan kebutuhan segala zaman cukup jauh, pembangkitan kembali dan pengembangan gerakan Mabadi Khaira Ummah ini pun relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa dan negara yang sasaran utamanya adalah pembangunan sumber daya manusia SDM.Keberhasilan pembangunan bangsa ini akan tergantung pada upaya pembentukan manusia Indonesia yang tidak hanya memiliki keterampilan saja, tetapi juga watak dan karakter terpuji serta bertanggung jawab sesuatu yang menjadi sasaran langsung gerakan Mabadi Khaira demikian, pengembangan gerakan Mabadi Khaira Ummah ini berarti juga salah satu bentuk pemenuhan tanggung jawab NU terhadap bangsa dan Pengertian Mabadi Khaira Ummah ini diedit ulang oleh Admin di Situs Islam Aswaja NU Cilacap berita NU Cilacap Online NUCOM di Google News, jangan lupa untuk follow Penulis & Editor NU Cilacap Online NUCOM Situs Islam Aswaja Nahdlatul Ulama NU, menghadirkan aktivitas berita informasi kegiatan Nahdlatul Ulama Cilacap -termasuk Lembaga dan Badan Otonom NU- secara Online. Terima kasih atas kunjungan Anda semuanya. Silahkan datang kembali.
mabadi khaira ummah artinya